Jumat, 24 Desember 2010

PACARAN TIDAK DI RESTUI ORTU

Si A berpacaran dengan si
B, dan mereka saling
mencintai. Si A sudah
bekerja dengan gaji
pas2an, si B masih
sekolah kelas 3 SMA.
Orang tua si B tak
menyetujui hubungan
mereka, (1) karena si A
cuma kerja sebagai
karyawan dengan gaji
pas2an, (2) karena si A
berasal dari daerah
Karawang atau orang
Karawang, (3) di mata
orang tua si A bahwa si B
itu pelit, sebenarnya
masalah pelit atau tidak
pelitnya si B hanya Allah
yang tahu/yang berhak
menilai sebenarnya.
Mohon bimbingannya dan
solusinya, guru...!
03 Oktober jam 8:19 · Suka
2 orang menyukai ini.
Tanya Jawab Masalah
Islam Apakah itu ciri-ciri
orang pelit? Hanya
karena satu dua orang
Padang tak mau
menggunakan uangnya
tanpa control, orang
Padang sudah dicap pelit.
Hendaknya dibedakan
antara pelit, hemat dan
penuh perantauan. Kami
perantau yang melewati
beberapa provinsi dan
negara agar bisa eksis,
kami harus punya disiplin
keuangan yang kuat, soal
kedermawanan jangan
diajari, hanya kami yang
punya Gebu Minang,
Gerakan Seribu Minang.
Orang Jawa digambarkan
ngeyel, mau benar
sendiri, apa benar
begitu? Orang Jawalah
yang harus menjawab.
Orang Betawi sok jago?
hanya beberapa ketemu
orang Betawi tipe ini.
Salah satunya . Tapi saya
ragu menggolongkan ini
sebagai karakter khas
Betawi, lebih pas
karakter preman tengik,
dan itu bisa ditemukan
juga di etnis-etnis lainya
di Indonesia.
Mayoritas Betawi yang
adalah ramah, baik hati,
suka menolong dan
ceplas ceplos, tapi
kayaknya itu sudah
budaya mereka yang
selau saling tolong-
menolong, prinsipnya lu
tolong gua, gua tolong lu,
akan ada waktunya kita
saling membutuhkan.
Orang Batak dikatakan
tak punya otak. Cuma
mengandalkan otot yang
juga tak seberapa. Aneh,
padahal pengacara paling
banyak dari Batak.
Pengusaha sukses juga
tak kurang.., mungkin
yang lebih cocok menilai
mereka para pengamat
penjilatan,
Khusus orang Padang,
seperti juga etnis lainnya
tentu ada yang pelit.
Kalau di Padang kami
menyebutnya jaguang
(jagung). Kiasannya orang
seperti itu kalau buang
hajatnya jagung, pasti
dimakannya lagi, saking
pelitnya. Bung Hatta suka
menempelkan sabun lama
dengan sabun baru agar
sabun itu benar-benar
terpakai habis, tidak
mubazir, pelitkah sikap
ini?
Banyak orang Padang
lebih suka menyumbang
dengan nama Hamba
Allah, sumbangannya
sampai milyaran rupiah,
apa namanya ini?
Pelitkah? Atau tak mau
pamer?
Memang orang Padang
(baca Minangkabau)
terkenal kareh angok
(gigih), karengkang,
kareh kapalo
(kopig, keras kepala,
kepala batu, tak mau
kalah), egois (suka
menang sendiri dan
mendahulukan
kepentingan sendiri),
rancak di labuah
(tampaknya saja bagus),
jinaha (licik dan licin),
tapi apakah etnis lain
juga tak begini? Etnis
yang punya tradisi
merantau sepertinya
seperti ini semua, karena
sikap-sikap seperti itu
sangat dibutuhkan untuk
bertahan dan
mempertahankan
eksistensi di ranah rantau
yang keras.
Mungkin orang yang
bertemu orang Padang
dan merasakan
kepelitannya lalu
sesumbar ke mana-mana
sampai jadi sterotype
dulu itu sedang sangat
butuh pinjaman duit, tapi
nggak bisa membujuk
orang Padang agar
memberinya uang. Kalau
kaya ’ gini belum tentu
orang Padang itu yang
pelit, tapi dianya aja yang
mudah sekali minta-
minta .
Dengan demikian
stereotype orang Padang
pelit ini seharusnya tak
perlu lagi dijual sebagai
komoditi, begitu juga
stereotype untuk etnis-
etnis lainnya, karena
sudah jelas
penggeneralisasian ini
adalah pekerjaan bodoh
yang hanya dilakukan
oleh orang-orang bodoh,
Maka dari itu. janganlah
menuduh oranmg
sembarangan.kita jangan
mengukur orang lain dari
diri kita, tapi lihatlah
orang lain berdasarkan
pandangan orang
tersebut. wallohu'alam
06 Oktober jam 9:30 · Suka · 1 ·
Hapus
Baliel Bersoejoed Guru...
Si A d'putusin oleh oleh
pacarnya, yaitu si B. Si B
mutusin si A karena
ibunya si B tidak setuju,
karena alasan
keduniawian. Si A harus
bagaimana dengan
kenyataan ini, guru...?
Padahal d'dalam hati si A
sangat cinta & sayang
sekali kepada si B,
berniat setia, sungguh2,
berniat jika menikah
nanti akan membimbing
si B lebih bertaqwa untuk
menuju keluarga sakinah,
mawaadah wa rohmah.
Dan harus berpikiran
bagaimana, supaya si A
tidak bersedih lagi
karena kenyataan itu?
Mohon bimbingannya
nenurut Islam!
11 Oktober jam 12:14 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Bersabarlah. karna
ada yang lebihh kita
cintai dari segala-galanya
yaitu Alloh Swt. juga
rosululloh, kedua orang
tua, kalau pacar berarti
cinta yang kesekian....jadi
tak harus di pikirkan.
kalau memang si A suka
datang saja meminang.
atau menikahkan.Si
gadis. buktikan, bukan
dengan pacaran.kalau
orang tua tidak setuju.
dan gadis itu
menyukainya dengan si
A . hakim boleh
menikahkannya kok.
karna saling mencintai.
wallohu'alam
12 Oktober jam 10:39 · Suka · Hapus
Baliel Bersoejoed Itu
termasuk perbuatan
durhaka tidak bagi si B,
guru...? Karena 'kan
sudah melawan ortunya...
Mohon bimbingannya,
guru...!
Oh ya guru...
Mertua bagi si menantu,
apakah menurut Islam
sama seperti orang
tuanya sendiri ?
Terima kasih banyak,
guru...!
12 Oktober jam 12:09 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam urusan nikah, tidak
termasuk durhaka. ini
bukan menurut saya tapi
menurut ilmu fiqih.kalau
orang tua tidak mau
menikahkan padahal si b,
sudah mau mempunyai
pasangan nikahkan. tak
ada alasan orang tua
melarangnya. sebab
kalau tak di nikahkan,
bisa terjadi perzinahan.
12 Oktober jam 14:52 · Suka · Hapus
Baliel Bersoejoed Guru...
Orang tua si B 'kan
melarang juga karena
ada alasannya, guru...
Misalnya takut anaknya
dibawa melarat,
menderita, dan tak
bahagia suatu kelak
nanti, bila si B d'nikahkan
dengan si A...
Bagaimana tuh, guru...?
Mohon pencerahannya,
guru...!
12 Oktober jam 18:08 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam soal melarat dan
tidak itu urusan Alloh.dan
itu bukan suatu
alasan,Rizki semua dari
Alloh, kita hanya
berusaha saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar